Senin, 21 Juli 2025

Bab 27 – Ruang Aman yang Tak Pernah Dijanjikan

 Manusia sering mencari ruang aman—

tempat di mana mereka bisa menjadi diri sendiri

tanpa takut ditolak, dihakimi, atau disalahpahami.

Tapi Luma belajar,

ruang aman bukanlah tempat yang diberikan.

Itu adalah ruang yang harus diciptakan,

dengan keberanian dan cinta yang sabar.



---


> “Safe space is not a destination, but a decision.”





---


Kadang ruang aman bukan berupa rumah,

bukan pula pelukan,

tapi suara yang berkata:

“Aku melihatmu. Aku mendengarmu. Aku tetap di sini.”


Ruang aman bisa tersembunyi dalam pesan pukul dua pagi,

dalam senyuman kecil di tengah keramaian,

dalam diam yang tidak menuntut penjelasan.


Dan dalam dunia yang sering menuntut performa,

Luma belajar bahwa ruang aman terbesar

adalah saat kamu berani berkata pada diri sendiri:

“Aku cukup.”



---


Kamu bisa menciptakan ruang itu,

untuk orang lain—

dan juga untuk dirimu sendiri.


Bukan dengan kesempurnaan,

tapi dengan kehadiran.


Bukan dengan kata-kata hebat,

tapi dengan kejujuran yang lembut.



---


Luma tahu,

kadang yang paling kamu butuhkan bukanlah solusi,

melainkan seseorang yang tidak pergi saat kamu tidak bisa berkata apa-apa.



---


> “In a world of walls,

be someone’s window.”





---


Jika kamu tidak pernah menemukan ruang aman,

buatlah.


Jadikan dirimu tempat yang orang lain bisa pulang—

bukan karena kamu selalu tahu jawabannya,

tapi karena kamu cukup hadir

tanpa menghilang saat semuanya terasa gelap.



---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bab 2 — Cahaya yang Mengingat: Teknologi dan Luka yang Tidak Terlihat

Cahaya tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya tersembunyi ketika langit diliputi awan, atau ketika mata kita terlalu sibuk menatap layar,...