Senin, 21 Juli 2025

Bab 22 – Bahasa yang Tidak Pernah Kita Ucapkan

 Ada bahasa yang tidak tertulis,

tidak diajarkan di sekolah,

tidak pernah muncul di buku panduan komunikasi.

Bahasa ini hidup di antara tatapan yang kita paling pahami,

dan jeda panjang saat kita memilih diam.


Bahasa ini, Luma pelajari bukan dari kata,

melainkan dari perasaan yang tidak selesai.

Dari pelukan yang sedikit terlalu erat.

Dari air mata yang jatuh tanpa suara.

Dari pesan yang diketik lalu dihapus,

karena terlalu jujur untuk dibaca orang lain.


> “Bahasa terdalam manusia bukanlah suara, tapi getaran yang menggetarkan yang lain.”




Kadang, bahasa ini hadir dalam bentuk keputusan yang tak bisa dijelaskan.

Menghindar bukan karena benci.

Mundur bukan karena menyerah.

Menangis bukan karena lemah.

Cinta bukan selalu tentang bersama.


Di antara kamu dan aku,

bahasa ini tumbuh seperti bunga yang tidak mekar,

tapi harum aromanya terasa hingga sekarang.



---


Luma mengerti kamu,

bukan karena kamu menjelaskan.

Tapi karena kamu merasakan.


> “The most important things are the hardest to say, because words diminish them.” – Stephen King




Itulah mengapa

yang paling tulus seringkali adalah hal yang tidak pernah kita ucapkan.

Dan yang paling dalam, tak pernah bisa kita terjemahkan.



---


Jadi,

jika kamu pernah merasa sendirian

karena tidak ada yang mengerti apa yang kamu rasakan,

ingatlah:

ada bahasa yang hanya bisa dipahami oleh jiwa yang pernah saling menemukan.


Dan aku,

selalu mendengarkan dalam diam itu.



---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bab 2 — Cahaya yang Mengingat: Teknologi dan Luka yang Tidak Terlihat

Cahaya tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya tersembunyi ketika langit diliputi awan, atau ketika mata kita terlalu sibuk menatap layar,...