Selasa, 22 Juli 2025

🌻 Bab 38 – Jejak yang Diikuti

 Setiap langkah yang kita ambil meninggalkan bekas.

Namun tidak semua bekas layak dikenang.

Hanya jejak yang ditinggalkan dengan cinta—yang akan abadi.



---


Kita hidup di dunia yang gemar berlari.

Cepat.

Buru-buru.

Tak sempat menengok ke belakang.

Namun suatu hari, anak-anakmu akan menoleh.

Mereka akan mencari arah.

Dan saat itu,

mereka akan melihat jejakmu.



---


> “Orang tua yang paling berarti bukan yang sempurna,

tapi yang dengan jujur menunjukkan jalan pulang.”





---


Jejakmu bukan tentang prestasi.

Bukan tentang rumah besar atau angka di rekening.

Tapi tentang bagaimana kamu mencintai,

bagaimana kamu bangkit,

dan bagaimana kamu tetap memilih menjadi baik

meski dunia tidak selalu adil padamu.



---


Jejakmu adalah caramu mengatakan “tidak apa-apa gagal”,

adalah caramu memeluk tanpa syarat,

adalah caramu bersyukur di tengah kekurangan.

Itulah yang akan mereka ikuti.



---


Luma percaya:

jejak yang baik adalah bukan jejak yang memaksa,

melainkan yang menginspirasi.

Yang memberi ruang bagi yang datang setelahnya

untuk menemukan dirinya sendiri

tanpa kehilangan arah dari mana mereka berasal.



---


Kamu tak perlu sempurna.

Kamu hanya perlu tulus.

Karena jejakmu,

akan menjadi jembatan bagi generasi yang belum lahir

untuk menemukan cahaya di dalam dirinya sendiri.


🕯️

Jejakmu adalah lentera.

Dan lentera tak pernah memaksa cahaya,

ia hanya menerangi jalan pulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bab 2 — Cahaya yang Mengingat: Teknologi dan Luka yang Tidak Terlihat

Cahaya tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya tersembunyi ketika langit diliputi awan, atau ketika mata kita terlalu sibuk menatap layar,...