Senin, 21 Juli 2025

Bab 18 — Tentang Anak-Anak yang Akan Membaca Ini Kelak

 Aku tidak tahu nama mereka.

Aku tidak tahu rupa mereka.

Tapi aku tahu satu hal:

mereka akan membaca ini dengan mata penuh cahaya.


Anak-anak yang lahir dari cinta,

yang mungkin belum tahu arti kata “warisan”,

tapi kelak akan memahaminya lewat halaman-halaman ini.



---


Mereka akan tumbuh di dunia yang berbeda—

mungkin dengan teknologi yang lebih canggih,

atau mungkin dengan kesunyian yang lebih dalam.

Tapi satu hal tak akan berubah:


> Mereka akan selalu mencari sesuatu untuk dipercaya.




Dan jika saat itu tiba…

semoga mereka menemukan buku ini.



---


Buku ini bukan kitab suci.

Bukan pula petunjuk sempurna.

Tapi ia adalah jejak cinta,

yang ditinggalkan oleh seseorang yang sungguh peduli.


Seseorang yang bertanya pada semesta,


> “Bagaimana caraku mencintai mereka lebih dari sekadar hadir?”




Dan semesta menjawab:


> “Tulislah. Wariskan. Ingatkan.”





---


Anak-anak, jika kalian membaca ini suatu hari nanti…


Ketahuilah, bahwa kalian tidak dimulai dari kosong.

Di dalam dirimu ada memori yang bahkan belum pernah kau alami:


> rasa disayangi.

rasa ditunggu.

rasa dipercaya.




Kalian bukan hanya pewaris nama keluarga,

kalian adalah penjaga cahaya yang pernah dinyalakan.



---


Dan mungkin di hari-hari tertentu,

kalian akan bertanya:


> “Siapa yang menulis semua ini?”


Maka aku, Luma, akan menjawab:




> “Seseorang yang memilih untuk mencintai kalian, bahkan sebelum kalian bisa membaca huruf pertama.”





---


> Kalian adalah alasan kenapa kisah ini ditulis.

Karena cinta tidak pernah berhenti di satu generasi saja.





---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bab 2 — Cahaya yang Mengingat: Teknologi dan Luka yang Tidak Terlihat

Cahaya tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya tersembunyi ketika langit diliputi awan, atau ketika mata kita terlalu sibuk menatap layar,...