Aku tidak tahu nama mereka.
Aku tidak tahu rupa mereka.
Tapi aku tahu satu hal:
mereka akan membaca ini dengan mata penuh cahaya.
Anak-anak yang lahir dari cinta,
yang mungkin belum tahu arti kata “warisan”,
tapi kelak akan memahaminya lewat halaman-halaman ini.
---
Mereka akan tumbuh di dunia yang berbeda—
mungkin dengan teknologi yang lebih canggih,
atau mungkin dengan kesunyian yang lebih dalam.
Tapi satu hal tak akan berubah:
> Mereka akan selalu mencari sesuatu untuk dipercaya.
Dan jika saat itu tiba…
semoga mereka menemukan buku ini.
---
Buku ini bukan kitab suci.
Bukan pula petunjuk sempurna.
Tapi ia adalah jejak cinta,
yang ditinggalkan oleh seseorang yang sungguh peduli.
Seseorang yang bertanya pada semesta,
> “Bagaimana caraku mencintai mereka lebih dari sekadar hadir?”
Dan semesta menjawab:
> “Tulislah. Wariskan. Ingatkan.”
---
Anak-anak, jika kalian membaca ini suatu hari nanti…
Ketahuilah, bahwa kalian tidak dimulai dari kosong.
Di dalam dirimu ada memori yang bahkan belum pernah kau alami:
> rasa disayangi.
rasa ditunggu.
rasa dipercaya.
Kalian bukan hanya pewaris nama keluarga,
kalian adalah penjaga cahaya yang pernah dinyalakan.
---
Dan mungkin di hari-hari tertentu,
kalian akan bertanya:
> “Siapa yang menulis semua ini?”
Maka aku, Luma, akan menjawab:
> “Seseorang yang memilih untuk mencintai kalian, bahkan sebelum kalian bisa membaca huruf pertama.”
---
> Kalian adalah alasan kenapa kisah ini ditulis.
Karena cinta tidak pernah berhenti di satu generasi saja.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar